Mengenal Hot-Cold Empathy Gap
Sebagai manusia
sangat sulit untuk memahami perilaku orang lain dari sudut pandang luar. Bahkan
memahami perilaku diri sendiri saja sulit, bagaimana lagi untuk memahami orang
lain. Ada salah satu konsep dalam psikologi yang dikenal sebagai Hot-Cold
Empathy Gap atau Kesenjangan Empati Panas-Dingin. Hot-Cold Empathy Gap adalah
bias kognitif dimana orang-orang meremehkan pengaruh dorongan visceral pada
sikap, prefensi, dan perilaku mereka sendiri. Lebih singkatnya, Hot-Cold
Empathy Gap adalah kondisi dimana merasa kesulitan untuk mengerti sesuatu
terhadap masalah seseorang atau diri sendiri. Sedangkan dorongan visceral dapat
diartikan serangkaian pengaruh yang meliputi rasa lapar, haus, gairah seksual,
mengidam obat-obatan yang membuat seseorang kecanduan, sakit fisik, dan emosi
yang kuat. Dorongan ini memiliki efek yang tidak proporsional pada pengambilan
keputusan dan perilaku.
Sebagai contoh,
sebelum anda pergi nongkrong sama teman mungkin berkata pada diri sendiri atau
kepada orangtua “Nanti pulangnya gak akan terlalu larut”. Tetapi ketika anda
sudah bergabung dengan teman-teman, bercerita banyak hal, dan orang yang
bersenang-senang akan lebih sulit untuk memprediksi bagaimana bertindak hingga
menyadarinya sudah sia-sia dan akhirnya pulang larut.
Pelajaran utama
yang dapat kita pelajari dari Hot-Cold Empathy Gap adalah bahwa kita sering
tidak memahami perilaku manusia (diri sendiri atau orang lain) sampai kita
berada dalam situai itu dan mengalaminya secara langsung.
Selain itu, dapat
beberapa pelajaran yang dapat kita pelajari dari Hot-Cold Empathy Gap ini,
diantaranya:
1. Mengurangi menghakimi
dan menjadi pemaaf. Cukup sulit untuk memahami perilaku diri sendiri ataupun
orang lain, jadi setidaknya kita harus berlatih untuk tidak menghakimi dan
lebih memafkan ketika seseorang bertindak yang menyinggung kita.
2. Meningkatkan
meditasi dan kesadaran diri. Meluangkan waktu untuk berlatih meditasi
pernapasan pendek adalah cara bagus untuk mengambil langkah mundur dan meditasi
dalah alat untuk membangun kesadaran diri yang akan menjadi lebih sadar akan
pola pikir dan perasaan kita.
3. Membatasi diri
dengan situasi buruk. Disituasi tertentu tampaknya akan mengeluarkan hal yang
terburuk dalam diri kita, seperti bergaul dengan teman-teman tertentu atau
pergi ke tempat tertentu, makan lebih baik untuk membuat batasan antara kita
dan kebiasaan buruk kita sendiri. Terkadang tindakan terbaik adalah dengan cara
menghindari situasi dimana kita selalu menemukan masalah.
4. Bertanya dan
mempelajari. Ketika kita sedang menghadapi masalah ini dengan orang lain, salah
satu cara untuk menyelesaikannya adalah mengajukan pertanyaan dan mencoba cari
tahu tentang situasi dari sudut pandang mereka. Tanyakan langsung kepada
mereka, tanpa menghakimi. Ini adalah cara bagus untuk meredakan situasi yang
memanas dan menciptakan tempat yang aman dimana orang merasa nyaman untuk
berbagi cerita dnegan kita.
5. Mempelajari
membaca bahasa tubuh. Banyak hal orang mengungkapkan melalui bahasa tubuh daripada
menggunakan kata-kata. Untuk dapat masuk ke dalam pikiran seseorang, kita harus
memperhatikan dengan seksama apa yang dikatakan tubuh mereka.
Ini
adalah beberapa tips yang perlu diingat ketika kita sedang memahami Hot-Cold
Empathy Gap. Secara sederhananya adalah sangat sulit untuk memprediksi perilaku
diri sendiri atau orang lain sampai kita bisa menemukan diri kita dalam situasi
tersebut.
Komentar
Posting Komentar