Merasa Senang
Bagaimana merasakan menjadi senang?
Pertanyaan itu yang sering aku
pikirkan. Gimana caranya untuk senang? Apakah ada cara untuk tertawa? Apakah
itu karena orang disekitarmu selalu ada untukmu? Apakah kamu terpaksa menjadi
senang? Aku ingin sekali senang, gembira, tertawa dengan ikhlas tanpa ada
kepaksaan tertawa. Sering sekali aku menertawakan hal bodoh yang menurutku itu
tidak lucu tetapi aku tetap tertawa. Kenapa? Ya karena aku mau terlihat bahagia
terus tanpa adanya beban. Tetapi memang fakta tidak dapat dibohongin.
Senang berartikan puas dan lega,
tanpa ada rasa susah dan kecewa. Tetapi aku tidak dapat merasakan senang. Aku
sangat resah, sangat kecewa, dan sedih. Semua senyum dan tertawa aku itu
hanyalah bohong. Aku membohongi diriku sendiri, aku membodohi diriku sendiri
dengan berpura-pura senang. Hatiku sakit, seperti ingin menangis agar bisa
lega. Pertengkaran mereka membuat aku sakit hati. Sakit hati, kenapa mesti
berpura-pura baik padahal benci? Memang setiap manusia selalu diikuti oleh
setan yang jahat. Perkataan mereka itu merupakan ucapan kebencian selama hidup
ini. Dan ucapan kebencian itu yang selalu aku dengar, bahkan dilontarkan
kepadaku.
Sudah cukup aku menjaga diri agar
merasa “tidak apa-apa, kamu punya Allah”, nyatanya aku tidak kuat. Pikiran aku
sangat kacau, ingin sekali rasanya mengahirinya. Pagi hari aku tersenyum dan
tertawa lepas dengan teman, tetapi malamnya aku sudah berubah menjadi orang
yang menyedihkan. Sangat berbeda sekali aku pada pagi hari dan malam hari. Saat
tidur aku selalu berharap agar tidak usah bangun, karena aku takut untuk bangun
diesok hari dan melihat pandangan kebencian itu.
Aku terus berdoa agar dijauhkan
dari mereka yang sedang dirasuki oleh setan jahat dengan ucapan dan pandangan
kebencian tersebut. Aku ingin sekali merasa bebas, bebas merasakan kesenangan
tanpa adanya resah di hati. Semoga kali ini doaku terkabul.
Komentar
Posting Komentar